Berhenti disudut
keramaian, bising dengan suara yang
gemuruh tidak jelas, tidak ada kesejukan angin, hanya lemparan kata-kata yang
membuat pukulan keras, rindu akan sunyinya nyanyian alam, rindu dengan indahnya
lekukan alam semesta, rindu akan hangatnya sinar mentari pagi yang membakar
semangat.
Jauh dipelupuk
mata dia selalu tergambar jelas, memanggil bernyanyi tersenyum dan menagis,
kaki ini tidak pernah lelah berjalan menyambut menyapa dan membalas
senyumannya, dia adalah Gunung yang penuh arti dan berpilosofi tentang
kehidupan.
Gunung-gunung
ini selalu menjadi payung alam semesta, selalu menjadi pahlawan, selalu menjadi
relawan yang tidak pernah pamrih akan balasan, jangan pernah melarang tubuh ini
untuk berkunjung menginjakan kaki, menghirup udara dan menyentuh angina-angina yang
sedang menari.
Aku punya mimpi,
karna aku ingin tetep hidup, aku punya mimpi, karna aku masih ingin bernapas,
impian mencerminkan sebuah harapan, aku lebih memilih terus bermimpi kadang
sangat indah kadang sangat pait, tapi itu hanya sebuah mimpi dan tidak ingin
terbangun, ketika mata ini terbuka dari sebuah peristirahatan malam, kita akan
dihadapkan dengan kehidupan yang nyata bukan lagi mimpi, dimna mimpi lebih
indah dari kenyataan, kita harus berani berdiri dan berani bergerak sekeras
apapun kenyataan ini.
Pagi itu aku
terbangun , terbangun karna malam sudah menyingsing, mentari pagi sudah mulai
tebar pesona, menandakan aktivitas siap mengikuti waktu yang terus berjalan,
banyak hal setiap harinya yang aku lakukan, terasa berat mata ini terbuka,
terdiam sejenak mengingat mimpi apa yang melintas dalam imajinasiku tadi malam,
entah apa aku sedikit samar untuk diingat, aku kesal matahari memaksa aku
bangun untuk bergegas mengguyur membasahi badan ini.
Ini akan terasa
segar bila air di pagi hari menyelimuti badanku, dan ini terus berulang setiap
harinya, berharap setiap pagi yang menjadi awal kehidupan saat mata sudah
terbuka, ini akan menjadi lebih baik dan sangat baik, banyak hal yang ada
dipikiranku yang selalu terlintas sedikit membebani, entah apa dan entah yang
mana terlebih dahulu yang harus aku selesaikan, hal ini akan membuat sebuah
pilihan, pilihan yang membuat aku lebih kuat menghadapi kenyataan, hidup ini
begitu keras, hidup itu bulatan besar ,dimana aku berada di dalam lingkaran dan
tidak bisa keluar , hanya pertahanan dan perjuangan untuk tetep kuat dan
menjadi yang terkuat, aku selalu bercermin dengan apa yang sering
aku lakukan, hal ini banyak orang melakukan, banyak sekali persepsi kenapa mereka melakukan ini.
Berjalan melangkahkan
kaki satu demi satu, untuk menciptakan pergerakan dan melahirkan sebuah
tindakan. berjalan adalah hal yang
sangat aku suka, dengan berjalan menggantikan kesunyian dan kesendirian
menghilangkan semua kegundahan hati yang ada dalam pikiran, dalam berjalan ini
semua berawal, aku sebut Gunung Itu Pilosofi
Tentang Kehidupan.
Aku suka gunung,
aku suka warna hijau yang menyejukan, aku suka kesunyian, aku suka air dingin,
aku suka tentang bunyi nyayian alam yang sangat merdua, aku suka ketika bola
mataku memandang indah hamparan alun-alun
suryakencana dan aku suka angin-angin meanri-nari menyentuh tubuhku, begitu
lembut menyelimuti setiap pori-poriku.
Gunung adalah
pilosofi tentang kehidupanku, dimana puncak adalah tujuan untuk sebuah
pencapaian langkah kaki yang melangkah. Tidak akan mudah untuk mencapai sebuah
puncak gunung yang indah, ada sebuah proses yang panjang dan melelahkan,
persiapan yang matang waktu yang banyak terbunuh, keringat yang tidak pernah
berhenti keluar, panas terik matahari membakar kulit, tiupan angina yang begitu
kencang, jatuh dan bangit lagi, air hujan yang membahasahi, tanjakan yang
melelahkan, turunan yang mebuat sisa tenaga menopang badan.
Itu sebagian kecil dari sebuah proses yang
harus kita lalui yang harus kita hadapi, hasil akhir bukanlah kewajin mencoba
dan terus mencoba itu harus kita lakukan, hingga mencapai satu tujuan yaitu
puncak gunung dan kembali pulang dengan selamat, ini mencerminkan tentang
kehidupan yang harus aku hadapi.
kesuksesan,keberhasilan
membuat orang-orang didekatku bahagia dengan sebuah perjuangan itu adalah
sebagian kecil tujuan yang ingin aku capai, mencapai semua impian yang di
harapkan.
Berani bangun,
berani bergerak, berani melangkah dan berani bertindak menghasilkan sebuah
proses mencapai sebuah tujuan. Jangan takut bermimpi jangan takut untuk bangun
bergeraklah walau satu langkah karna Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar