Minggu, 07 Juli 2013

Tentang Hati


            Langkah langkah kaki sudah terayun tidak terhitung angkanya, kucuran keringatpun tidak bisa aku tebak berapa ribu tetes keringat  yang sudah keluar, bagaikan naik perahu mendayung dan mengarahkan sendiri itu yang aku lakukan untuk diri sendiri, berharap mereka yang ada di sampingku merasakan hasil dari apa yang aku lakukan, masih banyak mereka mereka yang memandang semua ini dengan sebelah mata.
            Keluhan demi keluhan selalu terlontar dari bibir ini, hal ini yang aku sadari adalah salah, tapi ini tidak mudah ini hidup dalam dunia nyata bukan imajinasi dan cerita fiksi apalagi dongeng semata yang manusia ciptakan, ini adalah dunia, panggung sandiwara yang tuhan ciptakan untuk manusia. kesedihan, tangisan, senyuman, tawa, sakit, bahagia akan lahir dan hadir sejalan waktu yang selalu membunuh disetiap detik yang dilalui, ini bukan naskah cerita untuk meraka yang bernapas selain aku di bumi ini, ini naskah cerita yang aku ulang dalam berjalannya waktu yang telah dilalui.
            Ada beberapa kutipan kalimat yang aku masih ingat sampai detik ini, tentang hidup tentang semua hal yang bisa membuat aku kuat, “ orang paling bahagia itu adalah orang yang bisa mensyukuri hidupnya apa adanya” dan “ jangan takut akan orang hebat tapi takutlah kita tidak jadi hebat” ini masih aku ingat jauh dari pikiranku.
            Kadang apa yang sudah aku ayunkan sudah benar menurut pemikiranku, tapi terlalu banyak juga langkah yang sudah terayunkan hal yang salah menurut pikiranku, merasa tidak adil untuk aku yang hidup sejajar dengan mereka jauh lebih baik itu sangat sering, merasa lemah untuk terus jalan menguatkan hati menghadapi ini juga terlalu sering,Yang aku tau waktu terus berjalan dan terus mengambil semua yang aku inginkan disetiap detik yang dilalui, dan ini tidak bisa aku tolak jalan satu satunya adalah terus bergerak melangkah walau hanya satu langkah.
            Hidup ini di mulai di hari ini detik ini dimana mata kita masih terbuka dan melihat apa yang kita tau, Hidup ini hanya sekali tidak akan terulang lagi hidup atau sudah mati, indah terasa saat lagu-lagu dengan petikan gitar bolong terdengar di relung telingaku, hisapan roko terus meracuni badanku, dan secangkir teh panas yang dibut sahabatku Andrian namanya,dia terlelap tidur mungkin dengan mimpinya malam ini dia akan terbangun saat pagi datang dengan senyuman, aku yang menulis kalimat demi kalimat dengan sebuah Notebook yang aku pinjam dengan gundah gelisah sudah satu bulan ini melanda hati, mungkin hal ini yang seharusnya bukan hal yang paling utama yang ada dalam pikirkan, tapi ini sukar aku lepaskan, aku sebut ini tentang hati.
            Satu bulan yang lalu, hati ini masih selalu tersenyum memberikan kabar gembira di setiap paginya, siang, sore, malam hingga terlelap tidur, wanita ini sebut saja dia Rara, selalu memberiku kekuatan lebih besar dari mereka yang ada dalam pikiranku termasuk keluargaku, entah mengapa mungkin ini salah, tetapi mungkin ini juga benar selama ini menjadi hal yang positif dalam cerita ini, aku berharap ini mimpi yang akan hilang saat aku buka mata kembali setelah aku berimajinasi dalam tidurku, tapi sepertinya bukan, ini adalah hal yang nyata yang harus aku hadapi sendiri sekarang, merasa aku kuat dan selalu bilang aku bisa, itu adalah hal yang baik yang aku punya untuk memulai hari hariku, aku tidak bisa bohong aku lemah sangat rapuh, untuk memulai semua ini, wanita ini membuat aku jatuh memberikan pukulan keras dan melahirkan sejarah baru yang paling baik tentang hati, raga dia pergi, tetapi jejaknya masih ada, itu yang membuat aku sulit untuk aku hapus.
            Namanya pun masih sangat jelas terukir dalam hati, sedikit tersenyum berterimakasih karna ini bisa membuat hati lebih kuat, dia wanita yang memberi semangat, dia wanita yang memberi napas baru dia wanita yang memberi hal baru dia wanita yang memberi arti baru, aku sebut dia malaikat hidupku, tapi itu sebulan yang lalu, bukan detik ini, walu masih terasa sangat bahagia jejaknya masih ada.
            kecantikanya dan kebaikanya  adalah anugrah yang paling indah, banyak cerita atau coretan yang memberi warna dalam hidup, apa salah cinta bersemi setelah lulus sekolah, dan dengan waktu lama pula kita selalu salah dan terjebak di hati orang lain, Namanya sudah lama aku kenal raganya sudah lama aku tau tapi cintanya 5 tahun setelah lulus SMA baru aku dapat, pertemuanya memang singkat yang di awali dengan pesan singkat kita saling tanya kabar dan bercerita malam itu, dan malam itu pula dengan singkat kita bikin sebuah komitmen menjalin sebuah hubungan (pacaran), tanpa bertatap muka terlebih dahulu,dan gilanya aku tau dia sudah punya pacar yang sudah berhubungan lama,4 tahun lamanya, dan aku baru saja beberapa bulan mengakhiri hubungan dengan seseorang, Citra namanya.
            Kita hanya berhubungn 1 minggu lewat telpon genggam kita, sebelum akhirnya kita bertemu tatap muka saling sapa senyum dan bicara, lucunya awal ketemu kita malah lupa wajah kita masing masing yang mana, tapi satu hari itu kita bertemu adalah hal yang sangat seru, kita saling tertarik satu sama lain, singkat terasa hari itu, tetapi membuat aku dan dia terbekas sampai ternbawa dalam alam pikir.
            Tidak terlalu jauh hanya beribu ribu meter jarak kita, komunikasipun kian melesat selalu saling memberikan kabar dan bercerita ketika kita bicara lewat telpon genggam, ini yang membuat kita lebih dekat dan lebih mengenal stu sama lain, Satu hal untuk aku mengapa kita tidak saling kenal dulu baru kita pacaran, teoriku berjalan menelusuri hatinya, buat apa ada PDKT bila pengertiannya sama dengan pacaran, PDKT adalah pembohongan karakter dimana kita saling memberikan hal - hal yang baik dan menutup nutupi keburukan kita untuk menarik lawan jenis kita, bila dari awal sudah tertarik dan ingin tau sejauh mana lawan jenis kita proses pacaran lah yang paling tepat karna disini kita bias lebih terbuka satu sama lain dan tidak saling membohongi pasangan kita, dengan teori itulah Rara masuk dalam naskah cerita hidupku.
            Dimana harga diri aku sebagai laki laki ketika tau pacar baru aku sudah memiliki kekasih, tapi ini bukan tentang harga diri, ini tentang aku memperjuangkan ketertarikan dan keyakinan aku bila dia sangat pantas mengisi hari hari aku, memang jahat terdengar tapi kita di berikan beberapa pilihan, berhenti bergerak dan kehilangan atau maju terus untuk mendapatkannya.
             banyak teori yang terlontar dari bibir manisnya yang membuat aku lebih yakin,aku bisa menggantikan posisi kekasihnya, dan dalam keadaan kondisi hubungannya yang sedang bimbang dan merasa sudah tidak cocok karna sikap keras dan bahasa sang kekasih yang tidak dia suka, aku membawa hal baru dari hidupnya jauh dari apa yang dia tidak suka, sekitar 2 bulan aku menjadi peringkat kedua dihatinya, memang tidak terlalu sering pertemuan kita hanya 1 minggu satu kali atau 2 minggu sekali kita bertemu bertatap muka dan berbincang bercerita hari hari kita, rasa sayang rindu semakin besar kita rasakan tanpa kita memikirkan hati orang lain yang tersakiti, masa bodo dengan hal itu, memang salah bila kita berkacamata berhubungan sehat, hubungn ini tidak sehat tetepi bisa jadi sehat bila kita bicarakan dengan baik satu sama lain.
            Kalimat demi kalimat sudah semakin sering terdengar menyuruh aku untuk bisa dapatkan wanita lain selain dia, karna merasa tidak adil dengan posisiku, tetapi kalimat itu selalu sirna ketika aku ucapkan aku mahluk sabar yang menunggu kapan dia menjadikan aku peringkat pertama yang ada dihatinya, waktu terus berjalan satu hari telingaku mendengar kabar keputusan sudah dia ambil untuk tetap ada di sampingku dan meninggalkan kekasih pertamanya, 2 hari berlalu setela keputusan itu terlontar, telpon genggamku berbunyi bulan ramadhan waktu itu
“ haloo”
 sayang hari ini aku ada buka bersama, bersamama teman teman lamaku,
 ‘’ iya sayang  teman lama yang mana’’
 teman kuliahku dulu,
 ‘’ oh iya di mna’’
di sebuah tempat makan di kota sukabumi,
 segera aku jawab ‘’iya tidak masalah sayang’’
 makasih sayang,
Rara pun tutup telpon dan bergegas pergi.
            Awalnya hati ini biasa saja tidak ada rasa takut sedikitpin tentang ini, kenapa semua ini jadi aneh bukan dari dia, tapi keanehan dari rasa yang hati aku rasakan, tidak nyaman rasanya, akupun bergegas untuk pergi tanpa dia tau aku mengikutinya, jarak yang terlampau jauh akhirnya aku terjebak dengan kemacetan jalan, Dia memberikan kabar dengan pesan singkat bila dia sudah sampai di lokasi tujuan, hati ini  semakin tidak menentu.
            Akhirnya akupun buka puasa di dalam angkutan umum dengan permen yang  dibawa di saku celanaku, dan berhenti tepat didepan gang temanku, Kholil namanya, alangkah baiknya bila aku berdiam dulu disana dan melakukan shalat magrib, hati yang semakin gelisah tidak menentu, pukul 20.00 aku bergegas untuk mencari tau, aku langkahkan kaki ini terus tapi tidak kunjung  terlihat, dengan cepat pikiranku tertuju alangkah baiknya bila menunggu di kosant sodaranya di daerah keramat kota sukabumi, dia pasti pulang dan menginap disana, tepat pukul 21.00 aku sudah tiba di depan kosant, tidak ada kehidupan di dalam sana peneranganpun masih belum berpungsi, keputusan sudah diambil untuk menunggu selama apapun dia tetap aku tunggu, dua jam sudah berlalu dia tidak kunjung datang,  sedikit berjalan menuju gang masuk kosant, waktu itu sudah pukul 23,30 tidak terlihat jelas terlintas tapi  yakin kalo di atas roda dua itu adalah dia, entah siapa tidak tau yang memboncengnya, aku ikut berjalan dibelakang dan tepat di depan kost kendaraan itu berhenti.
             Terdiam sejenak melihat ini semua, akhirnya aku tau laki-laki itu adalah Dias, pacarnya yang 2 hari baru saja putus, setelah dia pergi langkah kaki ini kembali menelusuri jalan, Rara sudah masuk dalam kost, segera aku ambil telpon genggam untuk menelpon, tepat di depan kosnya kaki ini  berdiri.
 ‘’halo’’
 iya say, sayang maaf hp aku baru kebuka jadi baru bisa  aku angkat,
‘’ oh iya tidak apa, di anterin siapa pulang ke kosant’’
maaf aku tadi dianterin sama,,sama Dias ay,
‘’oh,,, Dias, iya cukup tau saja, aku pulang ya, aku ada di depan kosant kamu’’
 hahhhh diapu kaget dan dengan cepat di membuka pintu, matanya menatap kedua bola mataku menutup telpon.
Ayang dari kapan disini,
‘’ dua jam yang lalu, aku pulang ya makasih buat malam ini’’
kakiku bergegas pergi, tanpa tau dia berlari untuk mengejar meminta waktu untuk menjelaskan, singkatnya aku terbujuk untuk merbicara terlbih dahulu dengn kepala dingin.
            Setelah di dalam kost kata maafpun terdengar.
sayang maafkan aku tidak ada maksud utuk seperti ini, sekarang terserah kamu mau ambil keputusan apa? Sayang maafkan aku maafkan, aku balik lagi dengan Dias.
 anjrittttt kalimat itu sedikit sakit rasanya “ iya sudah tau itu pasti terjadi, ternyata ini jawaban dari hati yang gelisah dan cukup jelas, tapi maaf aku tidak bias memberikan keputusan apa apa’’ yang aku tau sebuah keputusan bila di dasari kemarahan tidak akan baik hasilnya,
aku kembali menghela napas dan berkata, ‘’tidak apa lakukan dan jalani saja bila ini membuat kamu senang’’.
dingding kamarpun menjadi sasaran kekesalanku, 3 kali pukulan membuat dia kaget memeluk dari belakang dan berkata, sudah jangan sakiti tangan kamu
” tidak apa aku sedang bergelut dengan emosi aku saja’’
 tapi itu sakit
‘’iya sakit, tapi sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang aku rasakan sekarang’’
 maafkan aku, maafkan.
‘’sudah tidurlah,kamu pasti lelah istirahat aku temanin kamu sampai kamu tertidur’’
dia pun membaringkan badanya dan mencoba tidur, kukecup keningnya mengucapkan selamat tidur, setelah dia tidur aku bergeas pulang.


            Kata maafnya terus terucap beberapa hari hingga semunya kembali normal, kita terus berkomunikasi tanpa batas di sela sela kesibukan kita, ini membuat kita semakin ada satu sama lain. Hari ini kalimat demi kalimat terus berjalan, sahabatku Andirian kembali meminjamkan Notebooknya, dia selalu sibuk dengan BBnya senyum senyum sendiri itu yang  terlihat, sibuk sendiri dan tidak pernah tau apa yang dia aobrolkan dengan teman dunia mayanya.
            Sedikit obrolan-obrolan ringan yang kami lontarkan walau kami sibuk dengan apa yang kami lakukan saat ini, dan adjan magribpun berkomandang seharunya disegerakan untuk bergerak mengakhiri aktivitas kita masing masing untk melaksanakan salat magrib, dan setelah melakukan salat magrib huruf-huruf inipun kembali berjalan.
            selama kita menjalin hubungan ada satu hari yang tidak memperbolehkan aku untuk berkomunikasi, itu tepat dihari minggu, setiap hari minggu adalah waktu untuk Dias datang menemui Rara, dan hari itu kita sudah janji untuk tidak berkomunikasi satu sama lain, hanya sebentar setelah kepulangan Dias komunikasipun kembali berjalan antara kita, 2 minggu setelah kejadian malam itu semunya jadi semakin baik dan sangan baik, tetapi konflikpun mulai muncul satu persatu
            Satu hari kita berdua bertemu, aku dan Rara saling erat bergandengan tangan di hari ulang tahun salah satu komunitas yang aku ikuti, banyak kenangan dalam gambar yang kita buat, dan itu kita publikasikan melalu media social (facebook). Dan ini awal semuanya tercium, kenangaan dalam bentuk gambarpun tercium Dias, satu hari Rara menyuruhku untuk mengirimkan pesan singkat kepada Dias, dengan pengakuan kalo aku dan Rara tidak ada hubungan apa-apa hanya teman biasa dan kenangan dalam bentuk gambarpun hanya ingin membuat Dias cemburu.
            Awalnya Rara sangat tidak ingin semuanya terjadi dengan seperti ini, tidak mengakui kesalahan ini, posisi ini adalah posisi yang salah buat dia, tidak ingin namanya dianggap salah oleh Dias, seolah olah bukan dia yang salah, ini kembali membuat kesakitan hati ini terulang, sangat sakit, awalnya aku menolak karna ini melukai hati merasa tidak dianggap, tetapi ini sebuah resiko, tanpa aku bilang akupun mengikuti kemauan Rara, dengan mengirim pesan singkan tertuju kepada Dias walau sebelumnya aku berkata membalas pesan singkat Rara
 “begitu sayangnya kamu sama dia, mempertahankan hubungan ini, sampai harus ngorbanin hati aku yang sangat sayang sama kamu, sekarang aku tau ay, makasih ya begitu besar rasa sayang kamu untuk Dias.
            Pesan itu membuat Rara meneteskan air mata dan membalas, aku bego aku tolol, aku eegois hanya mementinkan diri sendiri, maafkan aku sayang maafkan aku, sudah jangan ikutin maunya aku, aku minta maaf’’ tapi sayang pesan singkatpun sudah terkirim tertuju kepada Dias, sandiwarapun terus berlanjut dan semakin banyak kebohongan kebohongan yang tercipta
            kabar  yang aku tungu-tunggupun kini terdengar kembali, Rara kembali mengambil keputusan untuk menyudahi hubungannya dengan Dias, dan itu membuat posisi hatiku menjadi peringkat pertama dihatinya, keputusan ini membawa konflik baru lagi dengan Dias,dan semua ini terasa panas untuk di bicarakan, menerima keputusan ini pun tidak semudah membalikan telapak tangan Dias, dia terus mencari cara untuk membuat hubungannya kembali seperti semula, cara demi cara dilakukan hingga datang kerumahnya dan memberikan cincin tanda tunanganpun di berikan, dering telpon genggamku berbunyi nama Rara muncul dalam layar telpon, segera ku angkat dan berkata
‘’ halo sayang’’
 ay Dias ada di rumah baru aja datang,
 ‘’ Dias mau apa dia ke rumah bukanya sudah putus’’
 iya memang sudah tapi dia belum saja mengerti, Dias tetap tidak mau mengakhiri hubungan ini,
 ‘’ yaudah selesaikan dulu saja sayang”
iya ay nanti aku telpon lagi,
“iya nanti ceritakan semunya, nitip hati aku ya, aku sayang kamu”
iya say aku juga sayang kamu.
            Telponpun mati, sangat resah, hati ini resah berharap ingin segera kembali mendengat suara Rara dan memberikan kabar baik tentang ini, sangat lama lama sekali, beberapa jam kemudia telpon genggampun kembali berdering dan itu pasti Rara, benar saja
 “ halo sayang, sudah selesai”
udah sayang,
”bagaimana”
say dia bawa cincin dan menyuruh aku untuk memakainya,
“bagus dong itu tandanya dia serius sama kamu”
 ko bagus “
iya dong dia udah siap untuk kamu, terus bagaimana? Kamu pakai’’
 sayang aku kembalikan lagi cincinya sama sekali ga aku pakai,
“ loh kenapa Ko bisa” aku tidak yakin denganya sayang, ‘’
tidak yakin terus sama aku emang kamu yakin”
 iya aku yakin sayang insaallah aku yakin,
‘’ walaupun keadaan aku masih kaya gini”
iya sayang aku yakin,
“aku cuman tidak ingin mengecewakan kamu saying,  aku tidak ingin kamu kecewa menyesali dengan keputusan yang kamu ambil sekarang dan memilih aku’’
 iya sayang insaallah tidak, jangan kecewakan aku,
‘’pasti sayang itu pasti, aku sayang kamu, sangat sayang’’
makasih saying, begitupun aku sangat sayang kamu
            Percakapanpun terus berlnjut, dan semua cara yang dilakukan laki-laki itu nihil hasilnya, Rara tetap pada keputusan awal utuk mengakhiri hubunganya, dan aku pengaruh paling besar dalam kejadian ini walau semua tidak ada paksaan dalam sebuah pilihan.

            Dan Waktu terus berlalu kondisipun semakin membaik, walau masih terbayang bayang dengan sandiwara yang kita lakukan ini akan ada dampak yang tidak baik terhadap hubungan kita untuk selanjutnya, tapi kita yakini dan saling janji untuk tidak kembali melakukan hal yang sama, kesalahan yang sama, tidak saling menyakiti terhadap diri kita masing masing.
            Semakin manis kita rasakan,kita selalu membuat naskah naska yang baru dalam hubungn kita ini, hal barupun semakin sering kita dapatkan, bulan demi bulan kita lalui, rasa sayang dan memiliki semakin  kita rasakan satu sama lain.
            Di tempat berbeda huruf berjalanku terus berjalan satu persatu, membentuk sebuah cerita, sahabatku yang satu ini Hamzah namanya, tidak jauh berbeda dengan Andrian ada di sampingku tetepi sibuk dengan BBnya dan kadang tersenyum membaca balasan BBM dari temannya, keripik pisang yang dia berikan sedikit menemani jari-jari ini meyentuh huruf-huruf untuk merangkai kata demi kata.
            Jauh pikiranku meraba langkah-langkah dengan apa yang sudah pernah terayunkan,tidak terasa waktu menunjukan pukul 02.08 pagi, lagu – lagu ada band masih terdengar merdu, sore tadi langitnya berwarna jingga sangat indah membuat angin malam ini dinginnya menusuk sukmaku, sebatang roko terus aku isap pelan pelan menemani aku malam ini.
            Aku kembali kuliah disalah satu sekolah tinggi keguruan di kota sukabumi, setelah satu tahun yang lalu aku memilih berhenti di tempat kuliahku dulu, 3 tahun yang lalu aku memilih untuk melanjutkan sekolahku kejenjang yang lebih tinggi dengan hasil sendiri pilihan sendiri dan biaya sendiri tanpa pihak keluarga tau, aku pilih sekolah tinggi ekonomi S1 jurusan management perusahaan di kota sukabumi, itu adalah sekolah dan jurusan yang aku pilih,tapi sayang perkuliahan itu hanya bertahan 5 semester saja, setelah teman baikku Ikhsan namanya, memilih berhenti dan bekerja di kota bogor, semunya tersa sendiri, tidak bertahan lama kabar aku melakukan aktipitas perkuliahanpun terdengar oleh keluargaku, terlalu sering aku tidak ada di rumah setiap hari minggu dan melihat buku-buku perkuliahan yang aku bawa memperjelas kecurigaan mereka atas aktipitasku,entah dengan alasan apa mereka tidak berpihak padaku, dengan alasan sekolah tinggi yang aku pilih tidak jelas keyakinannya, mereka mengutarakan tidak setuju dengan sebuah pilihan yang aku pilih, dan memberikan pilihan untuk berhenti dari prkuliahan dan melanjutkan kuliah sesuai pilihan mereka dengan alih mereka mau membiayayi semunya.
            Tawaran ini sangat menggiurkan, keinginan aku untuk melanjutkan sekolah adalah keinginan terbesar, dalam pikiranku selalu berteori, dunia ini semakin tua akan semakin maju tidak terkendali dan persainganpun akan semakin nyata terasa, bila hanya mengandalkan ijazah SMA saja itu sangat tidak cukup untuk meraih cita-cita, pendidikanlah hal yang utama dan sangat penting untuk mencapi semunya, walu hati ini selalu bergelut dengan kondisi aku dan kelurgaku yang jauh dari kata baik, kedua adik perempuanku yang masih sekolah dan aku adalah anak laki laki satu satunya yang seharusnya bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga setelah kepergian sosok seorang ayah.
            Itu sudah sangat lama terjadi, masih sangat muda umurku, kenaikan kelas 4 SD waktu itu ayahpun meninggal dunia karna sakit, semua ini membuat keluargaku tepukul, ibu wanita paling hebat untuk aku dan keluargaku menggantikan posisi ayah menjadi tulang punggung keluarga kami.
            Bekerja melangkahkan kakinya tertuju ibu kota indonesia (jakarta) aku melanjutkan sekolah dasarku di kota sukabumi jauh dari kota asalku daerah bogor, kedua adikku tetep tumbuh di kota asal kami kota hujan (bogor).
            Semunya sangat berbeda jauh dari bayangan pikiranku tentang keluarga bahagia, jauhnya ikatan darah ini membuat aku sepi membuat aku kehilangan kasih sayang keluarga, kota sukabumi membuat aku tumbuh kuat bersama keluarga kaka dari ibuku yang sangat baik.
            Papih,mamih adalah sebutan aku untuk orang tua angkatku, trisna, rahmat dan desy adalah sodara sodaraku yang sangat baik, walau kadang sering terjadi konflik-konflik kecil antara kami, hal ini merasa tidak cukup untuk aku tentang kebahagian yang sempurna sebuah keluarga yang nyata, disini aku tumbuh besar dengan karakterku sendiri, terbiasa menyelesaikan masalah-masalah yang aku hadapi sendiri membuat aku tumbuh menjadi seorang laki laki yang arogan dan keras kepala, banyak waktu yang aku habiskan di luar rumah, mencari kenyamanan perhatian dan kasih sayang baru, yang tidak aku temukan dalam keluarga membuat aku menjadi sosok kuat untuk menghadapi hidup ini, bukan mereka yang selama ini merawatku tidak memberikan kebahagiaan, di dalam sana aku cukup bahagia, tetapi yang aku pahami bila hanya terdiam diri dalam selimut hangat mereka, aku tidak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat, diluar sana bnyak hal yang dapat aku lakukan banyak ilmu hidup yang aku dapat dan banyak benturan keras yang mengajari banyak hal.
            Kehangatan rumah memberikan sebuah kelembutan hati, pikiran ucapan dan agama yang membuat aku bisa mengontrol diri untuk memilih mana yang harus aku lakukan dan tidak aku lakukan, baik atau buruk. Dan itu dapat dipahami oleh kedua orang tua angkatku, jauh tidak dipahami oleh ibu kandungku yang belum bisa mendampingiku untuk mendengarkan keluh kesahku, mebersihkan air mata yang menetes ketika hati ini sedang bimbang akan hidup, tidak pernah menyalahkan seorang ibu dalam hal ini, kondisi yang sudah membentuk posisi ini, tetapi aku pula tidak mau disalahkan tentang ketidak pahaman aku sebagai anak dalam kondisi ini.
            Setelah lulus SMA sahabat sahabat lamaku berkesempatan untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, tidak untuk aku yang belum beruntung mendapatkan kesempatan ini, sedih terasa, rapuh rasanya, mencoba pahami kondisi ini dengan baik mengalah untuk tidak ego dengan keinginanku, aku lepas semua yang aku mau yang terbayangkan sebelumnya, dan mencari pekerjaan adalah langkah awal yanga ada dalam pikirkanku.
Stasiun radio lokal yang ada di kabupaten sukabumi menjadi pilihan utama, mencari ilmu di universitas kehidupan, mencari pengalaman, disini hal baru orang baru hidup baru dimulai, sangat banyak manfaat yang aku rasakan saat ini walau isi kantongku selalu tidak cukup walupun untuk itu untuk diri sendiri, selama 3 tahun aku bertahan untuk pekerjaan ini, memang cukup lama dan tidak merubah perekonomianku kearah lebih baik.
            Senang terasa ketika tangan ini mendapatkan hasil keringatku sendiri, setelah 5 bulan bekerja menjadi seorang penyiar radio dengan perjalanan yang tidak mudah, waktu itu jam siaranku selalu jatuh pada pukul 22.00-24.00, perjanjianpun diucapkan aku tidak akan meminta uang kepada kedua orang tua angkatku untuk bekerja, alhasil setiap malam kaki ini harus melangkah denag lelah dan berkeringat, untuk mengisi acara radio aku harus berjalan kaki dari rumah selama 2 jam dari jam 20.00 malam untuk jam siaran pukul 22.00 menuju radio, dan hal sama pun selalu dilakukan saat aktipitas siaranku selesai, kembali langkah kaki ini berjalan menelusuri jalan dan menembus kegelapan malam menuju rumah, pukul 02.00 pagi atau pukul 03.00 barulah kaki ini bisa beristirahat dengan baik.

            Hal ini 5 bulan terus berjalan seperti ini, membuahkan hasil dari hasil keringat aku sendiri, harusnya sangat bahagia terasa, tapi bibir ini hanya bisa tersenyum kecil mata ini hanya bisa mengeluarkan air mata tertetes di atas pipi dan menghela napas panjang, setelah jari jariku membuaka amplop yang aku dapat selama aku berkerja hanya sebesar Rp. 37.000,00, alhamdllah untuk ini aku bersyukur mengucapkan kata syukur dan berdoa, “ ya allah terimakasih untuk semua ini, suatu saat nanti penghasilanku untuk 37.000,00 akan nenjadi 37.000.000.00 perbulan amin dan itu disaksikan temanku sendiri yang selalu menemani aku saat aku siaran dan melangkahkan kaki untuk berjalan, Amay namanya.

4 komentar:

  1. Keren keren cerita'y hehe

    BalasHapus
  2. kalimat yang paling aku suka "PDKT itu pembohongan karakter"
    awesome bngeet.. LANJUTKAAAN!!!!

    BalasHapus
  3. heheheeh, mkasih makasihhh, siappppp doakan semoga semunya lancar

    BalasHapus