Jumat, 27 September 2013
tentang hati: Tuhan, Ini Hati Berdoa
tentang hati: Tuhan, Ini Hati Berdoa: Tuhan sungguh sangat sulit air mata ini menetes untuk mengingat semuah kesalahan dah kehilapan hamba kepadamu, selalu saja kesalahan yang sa...
tentang hati: Tuhan, Ini Hati Berdoa
tentang hati: Tuhan, Ini Hati Berdoa: Tuhan sungguh sangat sulit air mata ini menetes untuk mengingat semuah kesalahan dah kehilapan hamba kepadamu, selalu saja kesalahan yang sa...
Tuhan, Ini Hati Berdoa
Tuhan sungguh sangat sulit air mata ini menetes untuk mengingat semuah kesalahan dah kehilapan hamba kepadamu, selalu saja kesalahan yang sama terulang lagi, hamba ingin meneteskan air mata ketika semua kehilapan hamba meracuni hati dan pikiran ini, manusia paling bodoh adalah manusia yang tidak pernah bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan, mungkin kata itu sangat tepat menggambrkankn hamba saat ini.
Tuhan bila kata-kata ini sangat tidak cukup mewakili apa yang ingin hati bisikan dalam doa, Hamba selalu ingin berdoa bersujud kepadamu memohon dan meminta hanya kepadamu, bila boleh dan percaya kepada hamba tolong ijinkan hati ini berteriak meneteskan air mata menyebut namamu Tuhan.
Tuhan hamba ingin berubah, hamba ingin lebih baik,hamba ingin membulatkan tekad dan hati untuk terus berusaha lebih baik dan tidak melakukan lagi kesalahan yang terus berulang, Tuhan tolong lihat hati kecil hamba, kalimat sayang dan cinta yang paling dalam hanya untukmu, bantu hamba Tuhan untuk selalu ingat kepadamu bersujud kepadamu.
Tuhan bila hamba tidak bisa berdiri sendiri dengan hati kecilku sendiri, hamba mohon kirimkan pendamping yang akan selalu menemani disaat hamba bimbang dan risau, membuat hamba kuat membuat hamba mengalah, membuat hamba tegak berdiri, membuat hamba berlari, membuat hamba menangis, bukan karna cinta kepada mahlukmu tapi karna dirimu Tuhan.
Tuhan bila kalimat-kalimat yang keluar dari bibir ini untuk merangkai kata-kata indah, adalah anugrah darimu tetapi membuat sebuah kebohongan-kebohongan kepada orang lain, hamba mohon lepaskan anugrah itu hamba memilih untuk tidak memiliki itu semua.
Tuhan jantung ini masih berdetak, hamba masih diberikan kesempatan untuk bernapas, hamba mohon berikan waktu yang panjang untuk hamba menggantikan ayah hamba yang telah dulu kau panggil, untuk menjaga keluarga hamba ibu dan adik-adik hamba, dan bila bibir ini tidak berani untuk bilang sayang kepada mereka tolong bisikan kepada mereka dalam tidur mereka dan doa mereka hamba sayang keluarga hamba ibu dan adik-adik hamba.
Tuhan, ini hati berdoa.
Tuhan bila kata-kata ini sangat tidak cukup mewakili apa yang ingin hati bisikan dalam doa, Hamba selalu ingin berdoa bersujud kepadamu memohon dan meminta hanya kepadamu, bila boleh dan percaya kepada hamba tolong ijinkan hati ini berteriak meneteskan air mata menyebut namamu Tuhan.
Tuhan hamba ingin berubah, hamba ingin lebih baik,hamba ingin membulatkan tekad dan hati untuk terus berusaha lebih baik dan tidak melakukan lagi kesalahan yang terus berulang, Tuhan tolong lihat hati kecil hamba, kalimat sayang dan cinta yang paling dalam hanya untukmu, bantu hamba Tuhan untuk selalu ingat kepadamu bersujud kepadamu.
Tuhan bila hamba tidak bisa berdiri sendiri dengan hati kecilku sendiri, hamba mohon kirimkan pendamping yang akan selalu menemani disaat hamba bimbang dan risau, membuat hamba kuat membuat hamba mengalah, membuat hamba tegak berdiri, membuat hamba berlari, membuat hamba menangis, bukan karna cinta kepada mahlukmu tapi karna dirimu Tuhan.
Tuhan bila kalimat-kalimat yang keluar dari bibir ini untuk merangkai kata-kata indah, adalah anugrah darimu tetapi membuat sebuah kebohongan-kebohongan kepada orang lain, hamba mohon lepaskan anugrah itu hamba memilih untuk tidak memiliki itu semua.
Tuhan jantung ini masih berdetak, hamba masih diberikan kesempatan untuk bernapas, hamba mohon berikan waktu yang panjang untuk hamba menggantikan ayah hamba yang telah dulu kau panggil, untuk menjaga keluarga hamba ibu dan adik-adik hamba, dan bila bibir ini tidak berani untuk bilang sayang kepada mereka tolong bisikan kepada mereka dalam tidur mereka dan doa mereka hamba sayang keluarga hamba ibu dan adik-adik hamba.
Tuhan, ini hati berdoa.
tentang hati: surat kecil untuk kawan
tentang hati: surat kecil untuk kawan: jangan tekukan kepala mu kawan, kita bukan manusia tanpa wajah yang hanya bisa terdiam, berteriak tanpa bergerak dan berlari, hidup ini puny...
surat kecil untuk kawan
jangan tekukan kepala mu kawan, kita bukan manusia tanpa wajah yang hanya bisa terdiam, berteriak tanpa bergerak dan berlari, hidup ini punya banyak cerita, hidup ini punya banyak warna, hidup ini punya banyak rasa dan kita punya banyak cara untuk menikmati semua yang tuhan berikan untuk kita, jangan hanya goresan kecil lalu terjatuh, segera tegakan kepalamu kawan bintang di atas sana masih selalu bersinar untuk kita, bergegas bangkit karna hidup hanya sekali, lihat pula pelangi yang datang setelah hujan pergi, langitpun masih akan selalu berubah warna, saat biru itu menyejukan, saat jingga itu akan lebih indah saat putih itu ceria, semua itu tuhan lukiskan untuk kita yang masih bernapas di bumi ini.
jangan takut jari-jarimu tidak lagi ada yang menggenggam, jangan takut tubuhmu tidak ada lagi yang memeluk dan jangan takut tidak ada lagi bahu untuk bersender, masih ada kawan yang merangkul untuk menjadi kuat.
surat kecil ini utuk kamu kawan sebelum napas ini terhenti, mata ini tertutup telinga ini tidak lagi mendengar dan sebelum raga ini pergi doa dan semngatku selalu ada terlingkar jauh dari lubuk hati, bangkit kawan dan aku akan pergi.
......................................
jangan takut jari-jarimu tidak lagi ada yang menggenggam, jangan takut tubuhmu tidak ada lagi yang memeluk dan jangan takut tidak ada lagi bahu untuk bersender, masih ada kawan yang merangkul untuk menjadi kuat.
surat kecil ini utuk kamu kawan sebelum napas ini terhenti, mata ini tertutup telinga ini tidak lagi mendengar dan sebelum raga ini pergi doa dan semngatku selalu ada terlingkar jauh dari lubuk hati, bangkit kawan dan aku akan pergi.
......................................
Minggu, 22 September 2013
tentang hati: Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan
tentang hati: Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan: Berhenti disudut keramaian, bising dengan suara yang gemuruh tidak jelas, tidak ada kesejukan angin, hanya lemparan kata-kata yang membu...
Kamis, 22 Agustus 2013
tentang hati: Embun Pagi Dibawah Puncak Mahameru
tentang hati: Embun Pagi Dibawah Puncak Mahameru: Telingaku 1000x lipat lebih peka dari biasanya, bukan saja suara burung-burung yang kecil yang terdengar membangunkan aku di pagi i...
Embun Pagi Dibawah Puncak Mahameru
Telingaku 1000x lipat lebih peka dari
biasanya, bukan saja suara burung-burung yang kecil yang terdengar membangunkan aku di pagi ini,
alunan alampun berlari lari menari menyelimuti pori-poriku melintas memasuki
relung telinga dan berbisik bercerita,menyentuh berkicau gembira menyambut
beningnya embun pagi yang turun membasahi tanah kalimati,
Jauh
dari pandangan mata, disudut itu mentari pagi menampakan diri dengan warna yang
tidak biasanya, warna jinga begitu indah terlukis dalam balutan kehangatan di
pagi ini.
Embun
pagi di bawah puncak mahameru begitu bening udara yang terhirup merangsang
semua organ bandan untuk bergerak menikmati pesona yang tuhan lukis.
Ini
lukisanmu ini pesona yang menjadi cerminan hati, salamkan rinduku pada
beningnya embun, penari-penari alam, warna jinga yang begitu indah membalut kehangatan
mentari pagi dan suara burung-burung kecil yang membangunkan tidur,
Jumat, 09 Agustus 2013
tentang hati: Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan
tentang hati: Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan: Berhenti disudut keramaian, bising dengan suara yang gemuruh tidak jelas, tidak ada kesejukan angina, hanya lemparan kata-kata yang memb...
Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan
Berhenti disudut
keramaian, bising dengan suara yang
gemuruh tidak jelas, tidak ada kesejukan angin, hanya lemparan kata-kata yang
membuat pukulan keras, rindu akan sunyinya nyanyian alam, rindu dengan indahnya
lekukan alam semesta, rindu akan hangatnya sinar mentari pagi yang membakar
semangat.
Jauh dipelupuk
mata dia selalu tergambar jelas, memanggil bernyanyi tersenyum dan menagis,
kaki ini tidak pernah lelah berjalan menyambut menyapa dan membalas
senyumannya, dia adalah Gunung yang penuh arti dan berpilosofi tentang
kehidupan.
Gunung-gunung
ini selalu menjadi payung alam semesta, selalu menjadi pahlawan, selalu menjadi
relawan yang tidak pernah pamrih akan balasan, jangan pernah melarang tubuh ini
untuk berkunjung menginjakan kaki, menghirup udara dan menyentuh angina-angina yang
sedang menari.
Aku punya mimpi,
karna aku ingin tetep hidup, aku punya mimpi, karna aku masih ingin bernapas,
impian mencerminkan sebuah harapan, aku lebih memilih terus bermimpi kadang
sangat indah kadang sangat pait, tapi itu hanya sebuah mimpi dan tidak ingin
terbangun, ketika mata ini terbuka dari sebuah peristirahatan malam, kita akan
dihadapkan dengan kehidupan yang nyata bukan lagi mimpi, dimna mimpi lebih
indah dari kenyataan, kita harus berani berdiri dan berani bergerak sekeras
apapun kenyataan ini.
Pagi itu aku
terbangun , terbangun karna malam sudah menyingsing, mentari pagi sudah mulai
tebar pesona, menandakan aktivitas siap mengikuti waktu yang terus berjalan,
banyak hal setiap harinya yang aku lakukan, terasa berat mata ini terbuka,
terdiam sejenak mengingat mimpi apa yang melintas dalam imajinasiku tadi malam,
entah apa aku sedikit samar untuk diingat, aku kesal matahari memaksa aku
bangun untuk bergegas mengguyur membasahi badan ini.
Ini akan terasa
segar bila air di pagi hari menyelimuti badanku, dan ini terus berulang setiap
harinya, berharap setiap pagi yang menjadi awal kehidupan saat mata sudah
terbuka, ini akan menjadi lebih baik dan sangat baik, banyak hal yang ada
dipikiranku yang selalu terlintas sedikit membebani, entah apa dan entah yang
mana terlebih dahulu yang harus aku selesaikan, hal ini akan membuat sebuah
pilihan, pilihan yang membuat aku lebih kuat menghadapi kenyataan, hidup ini
begitu keras, hidup itu bulatan besar ,dimana aku berada di dalam lingkaran dan
tidak bisa keluar , hanya pertahanan dan perjuangan untuk tetep kuat dan
menjadi yang terkuat, aku selalu bercermin dengan apa yang sering
aku lakukan, hal ini banyak orang melakukan, banyak sekali persepsi kenapa mereka melakukan ini.
Berjalan melangkahkan
kaki satu demi satu, untuk menciptakan pergerakan dan melahirkan sebuah
tindakan. berjalan adalah hal yang
sangat aku suka, dengan berjalan menggantikan kesunyian dan kesendirian
menghilangkan semua kegundahan hati yang ada dalam pikiran, dalam berjalan ini
semua berawal, aku sebut Gunung Itu Pilosofi
Tentang Kehidupan.
Aku suka gunung,
aku suka warna hijau yang menyejukan, aku suka kesunyian, aku suka air dingin,
aku suka tentang bunyi nyayian alam yang sangat merdua, aku suka ketika bola
mataku memandang indah hamparan alun-alun
suryakencana dan aku suka angin-angin meanri-nari menyentuh tubuhku, begitu
lembut menyelimuti setiap pori-poriku.
Gunung adalah
pilosofi tentang kehidupanku, dimana puncak adalah tujuan untuk sebuah
pencapaian langkah kaki yang melangkah. Tidak akan mudah untuk mencapai sebuah
puncak gunung yang indah, ada sebuah proses yang panjang dan melelahkan,
persiapan yang matang waktu yang banyak terbunuh, keringat yang tidak pernah
berhenti keluar, panas terik matahari membakar kulit, tiupan angina yang begitu
kencang, jatuh dan bangit lagi, air hujan yang membahasahi, tanjakan yang
melelahkan, turunan yang mebuat sisa tenaga menopang badan.
Itu sebagian kecil dari sebuah proses yang
harus kita lalui yang harus kita hadapi, hasil akhir bukanlah kewajin mencoba
dan terus mencoba itu harus kita lakukan, hingga mencapai satu tujuan yaitu
puncak gunung dan kembali pulang dengan selamat, ini mencerminkan tentang
kehidupan yang harus aku hadapi.
kesuksesan,keberhasilan
membuat orang-orang didekatku bahagia dengan sebuah perjuangan itu adalah
sebagian kecil tujuan yang ingin aku capai, mencapai semua impian yang di
harapkan.
Berani bangun,
berani bergerak, berani melangkah dan berani bertindak menghasilkan sebuah
proses mencapai sebuah tujuan. Jangan takut bermimpi jangan takut untuk bangun
bergeraklah walau satu langkah karna Gunung Itu Pilosofi Tentang Kehidupan.
Selasa, 06 Agustus 2013
tentang hati: Tentang Hati
tentang hati: Tentang Hati: Langkah langkah kaki sudah terayun tidak terhitung angkanya, kucuran keringatpun tidak bisa aku tebak berapa ribu tetes keri...
Kamis, 01 Agustus 2013
tentang hati: Tentang Hati
tentang hati: Tentang Hati: Langkah langkah kaki sudah terayun tidak terhitung angkanya, kucuran keringatpun tidak bisa aku tebak berapa ribu tetes keri...
Rabu, 31 Juli 2013
tentang hati: Tentang Hati
tentang hati: Tentang Hati: Langkah langkah kaki sudah terayun tidak terhitung angkanya, kucuran keringatpun tidak bisa aku tebak berapa ribu tetes keri...
Minggu, 07 Juli 2013
Tentang Hati
Langkah
langkah kaki sudah terayun tidak terhitung angkanya, kucuran keringatpun tidak
bisa aku tebak berapa ribu tetes keringat
yang sudah keluar, bagaikan naik perahu mendayung dan mengarahkan
sendiri itu yang aku lakukan untuk diri sendiri, berharap mereka yang ada di
sampingku merasakan hasil dari apa yang aku lakukan, masih banyak mereka mereka
yang memandang semua ini dengan sebelah mata.
Keluhan demi
keluhan selalu terlontar dari bibir ini, hal ini yang aku sadari adalah salah,
tapi ini tidak mudah ini hidup dalam dunia nyata bukan imajinasi dan cerita fiksi
apalagi dongeng semata yang manusia ciptakan, ini adalah dunia, panggung
sandiwara yang tuhan ciptakan untuk manusia. kesedihan, tangisan, senyuman,
tawa, sakit, bahagia akan lahir dan hadir sejalan waktu yang selalu membunuh
disetiap detik yang dilalui, ini bukan naskah cerita untuk meraka yang bernapas
selain aku di bumi ini, ini naskah cerita yang aku ulang dalam berjalannya
waktu yang telah dilalui.
Ada beberapa
kutipan kalimat yang aku masih ingat sampai detik ini, tentang hidup tentang
semua hal yang bisa membuat aku kuat, “ orang paling bahagia itu adalah orang
yang bisa mensyukuri hidupnya apa adanya” dan “ jangan takut akan orang hebat
tapi takutlah kita tidak jadi hebat” ini masih aku ingat jauh dari pikiranku.
Kadang apa
yang sudah aku ayunkan sudah benar menurut pemikiranku, tapi terlalu banyak
juga langkah yang sudah terayunkan hal yang salah menurut pikiranku, merasa
tidak adil untuk aku yang hidup sejajar dengan mereka jauh lebih baik itu
sangat sering, merasa lemah untuk terus jalan menguatkan hati menghadapi ini
juga terlalu sering,Yang aku tau waktu terus berjalan dan terus mengambil semua
yang aku inginkan disetiap detik yang dilalui, dan ini tidak bisa aku tolak
jalan satu satunya adalah terus bergerak melangkah walau hanya satu langkah.
Hidup ini di
mulai di hari ini detik ini dimana mata kita masih terbuka dan melihat apa yang
kita tau, Hidup ini hanya sekali tidak akan terulang lagi hidup atau sudah mati,
indah terasa saat lagu-lagu dengan petikan gitar bolong terdengar di relung telingaku,
hisapan roko terus meracuni badanku, dan secangkir teh panas yang dibut
sahabatku Andrian namanya,dia
terlelap tidur mungkin dengan mimpinya malam ini dia akan terbangun saat pagi
datang dengan senyuman, aku yang menulis kalimat demi kalimat dengan sebuah Notebook
yang aku pinjam dengan gundah gelisah sudah satu bulan ini melanda hati,
mungkin hal ini yang seharusnya bukan hal yang paling utama yang ada dalam pikirkan,
tapi ini sukar aku lepaskan, aku sebut ini tentang hati.
Satu bulan
yang lalu, hati ini masih selalu tersenyum memberikan kabar gembira di setiap
paginya, siang, sore, malam hingga terlelap tidur, wanita ini sebut saja dia Rara, selalu memberiku kekuatan lebih
besar dari mereka yang ada dalam pikiranku termasuk keluargaku, entah mengapa mungkin
ini salah, tetapi mungkin ini juga benar selama ini menjadi hal yang positif dalam
cerita ini, aku berharap ini mimpi yang akan hilang saat aku buka mata kembali
setelah aku berimajinasi dalam tidurku, tapi sepertinya bukan, ini adalah hal
yang nyata yang harus aku hadapi sendiri sekarang, merasa aku kuat dan selalu
bilang aku bisa, itu adalah hal yang baik yang aku punya untuk memulai hari
hariku, aku tidak bisa bohong aku lemah sangat rapuh, untuk memulai semua ini,
wanita ini membuat aku jatuh memberikan pukulan keras dan melahirkan sejarah
baru yang paling baik tentang hati, raga dia pergi, tetapi jejaknya masih ada,
itu yang membuat aku sulit untuk aku hapus.
Namanya pun
masih sangat jelas terukir dalam hati, sedikit tersenyum berterimakasih karna
ini bisa membuat hati lebih kuat, dia wanita yang memberi semangat, dia wanita
yang memberi napas baru dia wanita yang memberi hal baru dia wanita yang
memberi arti baru, aku sebut dia malaikat hidupku, tapi itu sebulan yang lalu,
bukan detik ini, walu masih terasa sangat bahagia jejaknya masih ada.
kecantikanya
dan kebaikanya adalah anugrah yang
paling indah, banyak cerita atau coretan yang memberi warna dalam hidup, apa
salah cinta bersemi setelah lulus sekolah, dan dengan waktu lama pula kita
selalu salah dan terjebak di hati orang lain, Namanya sudah lama aku kenal
raganya sudah lama aku tau tapi cintanya 5 tahun setelah lulus SMA baru aku
dapat, pertemuanya memang singkat yang di awali dengan pesan singkat kita
saling tanya kabar dan bercerita malam itu, dan malam itu pula dengan singkat
kita bikin sebuah komitmen menjalin sebuah hubungan (pacaran), tanpa bertatap
muka terlebih dahulu,dan gilanya aku tau dia sudah punya pacar yang sudah
berhubungan lama,4 tahun lamanya, dan aku baru saja beberapa bulan mengakhiri
hubungan dengan seseorang, Citra namanya.
Kita hanya
berhubungn 1 minggu lewat telpon genggam kita, sebelum akhirnya kita bertemu
tatap muka saling sapa senyum dan bicara, lucunya awal ketemu kita malah lupa
wajah kita masing masing yang mana, tapi satu hari itu kita bertemu adalah hal
yang sangat seru, kita saling tertarik satu sama lain, singkat terasa hari itu, tetapi membuat aku dan dia
terbekas sampai ternbawa dalam alam pikir.
Tidak terlalu
jauh hanya beribu ribu meter
jarak kita, komunikasipun kian melesat selalu saling memberikan kabar dan
bercerita ketika kita bicara lewat telpon genggam, ini yang membuat kita lebih
dekat dan lebih mengenal stu sama lain, Satu hal untuk aku mengapa kita tidak saling
kenal dulu baru kita pacaran, teoriku berjalan menelusuri hatinya, buat apa ada
PDKT bila pengertiannya sama dengan pacaran, PDKT adalah pembohongan karakter
dimana kita saling memberikan hal
- hal
yang baik dan menutup nutupi keburukan kita untuk menarik lawan jenis kita,
bila dari awal sudah tertarik dan ingin tau sejauh mana lawan jenis kita proses
pacaran lah yang paling tepat karna disini kita bias lebih terbuka satu sama
lain dan tidak saling membohongi pasangan kita, dengan teori itulah Rara masuk dalam naskah cerita hidupku.
Dimana harga diri aku
sebagai laki laki ketika tau pacar baru aku sudah memiliki kekasih, tapi ini
bukan tentang harga diri, ini tentang aku memperjuangkan
ketertarikan dan keyakinan aku bila dia sangat pantas mengisi hari hari aku,
memang jahat terdengar tapi kita di
berikan beberapa pilihan, berhenti bergerak dan kehilangan atau maju terus
untuk mendapatkannya.
banyak teori yang terlontar dari bibir manisnya yang membuat aku lebih yakin,aku bisa menggantikan posisi kekasihnya, dan dalam keadaan kondisi hubungannya yang sedang bimbang
dan merasa sudah tidak cocok karna sikap keras dan bahasa sang kekasih yang
tidak dia suka, aku membawa hal baru dari hidupnya jauh dari apa yang dia tidak
suka, sekitar 2 bulan aku menjadi peringkat kedua dihatinya, memang tidak
terlalu sering pertemuan kita hanya 1 minggu satu kali atau 2 minggu sekali
kita bertemu bertatap muka dan berbincang bercerita hari hari kita, rasa sayang
rindu semakin besar kita rasakan tanpa kita memikirkan hati orang lain yang
tersakiti, masa bodo dengan hal itu, memang salah bila kita berkacamata
berhubungan sehat, hubungn ini tidak
sehat tetepi bisa jadi sehat bila kita bicarakan dengan baik satu sama lain.
Kalimat demi
kalimat sudah semakin sering terdengar menyuruh aku untuk bisa dapatkan wanita lain selain dia, karna merasa tidak adil dengan
posisiku, tetapi kalimat itu selalu sirna ketika aku ucapkan aku mahluk sabar
yang menunggu kapan dia menjadikan aku peringkat pertama yang ada dihatinya,
waktu terus berjalan satu hari telingaku mendengar kabar keputusan sudah dia
ambil untuk tetap ada di sampingku dan meninggalkan kekasih pertamanya, 2 hari
berlalu setela keputusan itu terlontar, telpon genggamku berbunyi bulan
ramadhan waktu itu
“ haloo”
sayang hari ini aku ada buka bersama, bersamama teman teman lamaku,
‘’ iya sayang teman lama yang mana’’
teman kuliahku
dulu,
‘’ oh iya di mna’’
di sebuah tempat makan di kota sukabumi,
segera aku
jawab ‘’iya tidak masalah
sayang’’
makasih sayang,
Rara pun tutup telpon dan
bergegas pergi.
Awalnya hati ini
biasa saja tidak ada rasa takut sedikitpin tentang ini, kenapa semua ini jadi
aneh bukan dari dia, tapi keanehan dari
rasa yang hati aku rasakan, tidak nyaman rasanya, akupun bergegas untuk pergi
tanpa dia tau aku mengikutinya, jarak yang terlampau jauh akhirnya aku terjebak
dengan kemacetan jalan, Dia memberikan kabar
dengan pesan singkat bila dia sudah sampai di lokasi tujuan, hati ini semakin tidak menentu.
Akhirnya akupun buka puasa di dalam angkutan umum dengan permen yang dibawa di saku celanaku, dan berhenti tepat
didepan gang temanku, Kholil namanya, alangkah
baiknya bila aku berdiam dulu disana dan melakukan shalat magrib, hati yang
semakin gelisah tidak
menentu,
pukul 20.00 aku bergegas untuk mencari
tau,
aku langkahkan kaki ini terus tapi tidak kunjung terlihat, dengan cepat pikiranku tertuju
alangkah baiknya bila
menunggu
di kosant sodaranya di daerah keramat kota sukabumi, dia pasti pulang dan
menginap disana, tepat pukul 21.00 aku sudah tiba di depan kosant, tidak ada
kehidupan di dalam sana peneranganpun masih belum berpungsi, keputusan sudah diambil untuk menunggu
selama apapun dia tetap
aku
tunggu, dua jam sudah berlalu dia tidak kunjung datang, sedikit berjalan menuju gang masuk kosant,
waktu itu sudah pukul 23,30 tidak terlihat jelas terlintas tapi yakin kalo di atas roda dua itu adalah dia, entah siapa
tidak tau yang memboncengnya, aku ikut berjalan dibelakang dan tepat di depan
kost kendaraan itu berhenti.
Terdiam sejenak
melihat ini semua, akhirnya aku tau laki-laki itu adalah Dias, pacarnya yang 2 hari baru
saja putus, setelah dia pergi langkah kaki ini kembali menelusuri jalan, Rara sudah masuk dalam kost, segera aku ambil telpon
genggam untuk menelpon, tepat di depan kosnya kaki ini berdiri.
‘’halo’’
iya say, sayang maaf hp aku baru kebuka jadi baru bisa aku angkat,
‘’ oh iya tidak apa, di anterin siapa pulang ke
kosant’’
maaf aku tadi dianterin sama,,sama Dias ay,
‘’oh,,, Dias, iya cukup tau saja, aku pulang ya, aku ada di depan kosant kamu’’
hahhhh diapu kaget dan dengan cepat di
membuka pintu, matanya
menatap
kedua bola mataku menutup telpon.
Ayang dari kapan disini,
‘’ dua jam
yang lalu, aku pulang ya makasih buat malam
ini’’
kakiku bergegas pergi, tanpa tau dia berlari untuk
mengejar meminta waktu untuk menjelaskan, singkatnya aku terbujuk untuk
merbicara terlbih dahulu dengn kepala dingin.
Setelah di dalam
kost kata maafpun terdengar.
sayang maafkan aku tidak ada maksud utuk seperti ini,
sekarang terserah kamu mau ambil keputusan apa? Sayang maafkan aku maafkan, aku balik lagi dengan Dias.
anjrittttt
kalimat itu sedikit sakit rasanya “ iya sudah tau itu pasti terjadi, ternyata ini jawaban dari hati yang
gelisah dan cukup jelas, tapi
maaf aku tidak bias memberikan keputusan apa apa’’ yang aku tau sebuah
keputusan bila di dasari kemarahan tidak akan baik hasilnya,
aku kembali menghela napas dan berkata, ‘’tidak apa lakukan dan jalani saja bila ini membuat kamu senang’’.
dingding kamarpun menjadi sasaran kekesalanku, 3 kali pukulan membuat
dia kaget memeluk dari
belakang dan berkata, sudah jangan sakiti tangan kamu
” tidak apa aku sedang bergelut dengan emosi aku saja’’
tapi itu sakit
‘’iya sakit, tapi sakitnya tidak
sebanding dengan rasa sakit hati yang aku
rasakan sekarang’’
maafkan aku, maafkan.
‘’sudah tidurlah,kamu pasti lelah istirahat aku temanin kamu sampai kamu tertidur’’
dia pun membaringkan badanya dan mencoba tidur,
kukecup keningnya mengucapkan selamat tidur, setelah dia tidur aku bergeas
pulang.
Kata maafnya terus
terucap beberapa hari hingga semunya kembali normal, kita terus berkomunikasi
tanpa batas di sela sela kesibukan kita, ini membuat kita semakin ada satu sama
lain. Hari ini
kalimat demi kalimat terus berjalan, sahabatku
Andirian
kembali meminjamkan Notebooknya, dia selalu sibuk dengan BBnya senyum senyum
sendiri itu yang terlihat, sibuk sendiri dan tidak
pernah tau apa yang dia aobrolkan dengan teman dunia mayanya.
Sedikit
obrolan-obrolan ringan yang kami lontarkan
walau kami sibuk dengan apa yang kami lakukan saat ini, dan adjan magribpun
berkomandang seharunya disegerakan untuk bergerak mengakhiri aktivitas kita
masing masing untk melaksanakan salat magrib, dan setelah melakukan salat magrib huruf-huruf inipun
kembali berjalan.
selama kita
menjalin hubungan ada satu hari yang tidak memperbolehkan aku untuk
berkomunikasi, itu tepat dihari minggu, setiap hari minggu adalah waktu untuk Dias
datang menemui Rara, dan hari itu kita sudah janji untuk tidak berkomunikasi
satu sama lain, hanya sebentar setelah kepulangan Dias komunikasipun
kembali berjalan antara kita, 2 minggu setelah kejadian malam itu semunya jadi
semakin baik dan sangan baik, tetapi konflikpun mulai muncul satu persatu
Satu hari kita
berdua bertemu, aku dan Rara saling erat bergandengan tangan
di hari ulang tahun salah satu
komunitas yang aku ikuti, banyak kenangan dalam gambar yang kita buat, dan itu
kita publikasikan melalu media social (facebook). Dan ini awal semuanya
tercium, kenangaan dalam bentuk gambarpun tercium Dias, satu hari Rara menyuruhku untuk mengirimkan
pesan singkat kepada Dias, dengan pengakuan
kalo aku dan Rara tidak ada hubungan apa-apa hanya teman biasa dan kenangan
dalam bentuk gambarpun
hanya ingin membuat Dias cemburu.
Awalnya Rara sangat tidak ingin semuanya terjadi
dengan seperti ini, tidak mengakui kesalahan ini, posisi ini adalah posisi yang
salah buat dia, tidak ingin namanya dianggap salah oleh Dias, seolah olah bukan
dia yang salah, ini kembali membuat kesakitan hati ini terulang, sangat sakit, awalnya aku menolak karna
ini melukai hati merasa tidak dianggap, tetapi ini sebuah resiko, tanpa aku
bilang akupun mengikuti kemauan Rara, dengan mengirim pesan singkan tertuju
kepada Dias walau sebelumnya aku berkata membalas pesan singkat Rara
“begitu
sayangnya kamu sama dia, mempertahankan hubungan ini, sampai harus ngorbanin
hati aku yang sangat sayang sama kamu,
sekarang aku tau ay, makasih ya
begitu besar rasa sayang kamu untuk Dias.
Pesan itu membuat Rara meneteskan air mata dan membalas, aku bego aku tolol, aku eegois hanya mementinkan diri
sendiri, maafkan aku sayang maafkan aku, sudah jangan ikutin maunya aku, aku minta maaf’’ tapi sayang pesan singkatpun sudah
terkirim tertuju kepada Dias, sandiwarapun terus berlanjut
dan semakin banyak kebohongan kebohongan yang tercipta
kabar yang aku tungu-tunggupun kini terdengar
kembali, Rara kembali mengambil keputusan untuk
menyudahi hubungannya dengan Dias, dan itu membuat posisi hatiku
menjadi peringkat pertama dihatinya, keputusan ini membawa konflik baru lagi dengan Dias,dan semua ini terasa panas untuk di bicarakan, menerima keputusan ini
pun tidak semudah membalikan telapak tangan Dias, dia terus mencari
cara untuk membuat hubungannya kembali seperti semula, cara demi cara dilakukan
hingga datang kerumahnya dan memberikan cincin tanda tunanganpun di berikan, dering telpon genggamku berbunyi nama Rara muncul dalam layar
telpon, segera ku angkat dan berkata
‘’ halo sayang’’
ay Dias
ada di rumah baru aja datang,
‘’ Dias mau apa dia ke
rumah bukanya sudah putus’’
iya memang
sudah tapi dia belum saja mengerti,
Dias tetap tidak mau mengakhiri hubungan ini,
‘’ yaudah
selesaikan dulu saja sayang”
iya ay nanti aku telpon lagi,
“iya nanti ceritakan semunya, nitip hati aku ya, aku sayang kamu”
iya say aku juga sayang kamu.
Telponpun mati,
sangat resah, hati ini resah berharap ingin segera kembali mendengat suara Rara
dan memberikan kabar baik tentang ini, sangat lama lama sekali, beberapa jam
kemudia telpon genggampun kembali berdering dan itu pasti Rara, benar saja
“ halo sayang,
sudah selesai”
udah sayang,
”bagaimana”
say dia bawa cincin dan menyuruh aku untuk memakainya,
“bagus dong itu tandanya dia serius sama kamu”
ko bagus “
iya dong dia udah siap untuk kamu, terus bagaimana?
Kamu pakai’’
sayang aku
kembalikan lagi cincinya sama sekali ga aku pakai,
“ loh kenapa Ko bisa” aku tidak yakin denganya sayang,
‘’
tidak yakin terus sama aku emang kamu yakin”
iya aku yakin
sayang insaallah aku yakin,
‘’ walaupun keadaan aku masih kaya gini”
iya sayang aku yakin,
“aku cuman tidak ingin
mengecewakan kamu saying, aku tidak ingin kamu kecewa menyesali dengan
keputusan yang kamu ambil sekarang dan memilih aku’’
iya sayang
insaallah tidak, jangan kecewakan aku,
‘’pasti sayang itu pasti, aku sayang kamu, sangat sayang’’
makasih saying, begitupun aku sangat sayang kamu
Percakapanpun terus
berlnjut, dan semua cara yang dilakukan laki-laki itu nihil hasilnya, Rara tetap pada keputusan awal utuk
mengakhiri hubunganya, dan aku pengaruh paling besar dalam kejadian ini walau semua tidak ada paksaan dalam
sebuah pilihan.
Dan Waktu terus berlalu kondisipun semakin membaik, walau
masih terbayang bayang dengan sandiwara yang kita lakukan ini akan ada dampak
yang tidak baik terhadap hubungan kita untuk selanjutnya, tapi kita yakini dan
saling janji untuk tidak kembali melakukan hal yang sama, kesalahan yang sama, tidak
saling menyakiti terhadap diri kita masing masing.
Semakin manis
kita rasakan,kita selalu membuat naskah naska yang baru dalam hubungn kita ini,
hal barupun semakin sering kita dapatkan, bulan demi bulan kita lalui, rasa
sayang dan memiliki semakin kita rasakan
satu sama lain.
Di tempat
berbeda huruf berjalanku terus berjalan satu persatu, membentuk sebuah cerita,
sahabatku yang satu ini Hamzah
namanya, tidak jauh berbeda dengan Andrian
ada di sampingku tetepi sibuk dengan BBnya dan kadang tersenyum membaca balasan
BBM dari temannya, keripik pisang yang dia berikan sedikit menemani jari-jari ini
meyentuh huruf-huruf untuk merangkai kata demi kata.
Jauh
pikiranku meraba langkah-langkah dengan apa yang sudah pernah terayunkan,tidak
terasa waktu menunjukan pukul 02.08 pagi, lagu – lagu ada band masih terdengar
merdu, sore tadi langitnya berwarna jingga sangat indah membuat angin malam ini
dinginnya menusuk sukmaku, sebatang roko terus aku isap pelan pelan menemani
aku malam ini.
Aku kembali
kuliah disalah satu sekolah tinggi keguruan di kota sukabumi, setelah satu
tahun yang lalu aku memilih berhenti di tempat kuliahku dulu, 3 tahun yang lalu
aku memilih untuk melanjutkan sekolahku kejenjang yang lebih tinggi dengan
hasil sendiri pilihan sendiri dan biaya sendiri tanpa pihak keluarga tau, aku
pilih sekolah tinggi ekonomi S1 jurusan management perusahaan di kota sukabumi,
itu adalah sekolah dan jurusan yang aku pilih,tapi sayang perkuliahan itu hanya
bertahan 5 semester saja, setelah teman baikku Ikhsan namanya, memilih
berhenti dan bekerja di kota bogor, semunya tersa sendiri, tidak bertahan lama
kabar aku melakukan aktipitas perkuliahanpun terdengar oleh keluargaku, terlalu
sering aku tidak ada di rumah setiap hari minggu dan melihat buku-buku
perkuliahan yang aku bawa memperjelas kecurigaan mereka atas aktipitasku,entah
dengan alasan apa mereka tidak berpihak padaku, dengan alasan sekolah tinggi
yang aku pilih tidak jelas keyakinannya, mereka mengutarakan tidak setuju dengan
sebuah pilihan yang aku pilih, dan memberikan pilihan untuk berhenti dari
prkuliahan dan melanjutkan kuliah sesuai pilihan mereka dengan alih mereka mau
membiayayi semunya.
Tawaran ini
sangat menggiurkan, keinginan aku untuk melanjutkan sekolah adalah keinginan
terbesar, dalam pikiranku selalu berteori, dunia ini semakin tua akan semakin
maju tidak terkendali dan persainganpun akan semakin nyata terasa, bila hanya
mengandalkan ijazah SMA saja itu sangat tidak cukup untuk meraih cita-cita,
pendidikanlah hal yang utama dan sangat penting untuk mencapi semunya, walu
hati ini selalu bergelut dengan kondisi aku dan kelurgaku yang jauh dari kata baik,
kedua adik perempuanku yang masih sekolah dan aku adalah anak laki laki satu
satunya yang seharusnya bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga
setelah kepergian sosok seorang ayah.
Itu sudah
sangat lama terjadi, masih sangat muda umurku, kenaikan kelas 4 SD waktu itu
ayahpun meninggal dunia karna sakit, semua ini membuat keluargaku tepukul, ibu
wanita paling hebat untuk aku dan keluargaku menggantikan posisi ayah menjadi
tulang punggung keluarga kami.
Bekerja melangkahkan
kakinya tertuju ibu kota indonesia (jakarta) aku melanjutkan sekolah dasarku di
kota sukabumi jauh dari kota asalku daerah bogor, kedua adikku tetep tumbuh di
kota asal kami kota hujan (bogor).
Semunya
sangat berbeda jauh dari bayangan pikiranku tentang keluarga bahagia, jauhnya
ikatan darah ini membuat aku sepi membuat aku kehilangan kasih sayang keluarga,
kota sukabumi membuat aku tumbuh kuat bersama keluarga kaka dari ibuku yang
sangat baik.
Papih,mamih
adalah sebutan aku untuk orang tua angkatku, trisna, rahmat dan desy adalah
sodara sodaraku yang sangat baik, walau kadang sering terjadi konflik-konflik
kecil antara kami, hal ini merasa tidak cukup untuk aku tentang kebahagian yang
sempurna sebuah keluarga yang nyata, disini aku tumbuh besar dengan karakterku
sendiri, terbiasa menyelesaikan masalah-masalah yang aku hadapi sendiri membuat
aku tumbuh menjadi seorang laki laki yang arogan dan keras kepala, banyak waktu
yang aku habiskan di luar rumah, mencari kenyamanan perhatian dan kasih sayang
baru, yang tidak aku temukan dalam keluarga membuat aku menjadi sosok kuat
untuk menghadapi hidup ini, bukan mereka yang selama ini merawatku tidak
memberikan kebahagiaan, di dalam sana aku cukup bahagia, tetapi yang aku pahami
bila hanya terdiam diri dalam selimut hangat mereka, aku tidak akan tumbuh
menjadi orang dewasa yang kuat, diluar sana bnyak hal yang dapat aku lakukan
banyak ilmu hidup yang aku dapat dan banyak benturan keras yang mengajari
banyak hal.
Kehangatan
rumah memberikan sebuah kelembutan hati, pikiran ucapan dan agama yang membuat
aku bisa mengontrol diri untuk memilih mana yang harus aku lakukan dan tidak
aku lakukan, baik atau buruk. Dan itu dapat dipahami oleh kedua orang tua
angkatku, jauh tidak dipahami oleh ibu kandungku yang belum bisa mendampingiku
untuk mendengarkan keluh kesahku, mebersihkan air mata yang menetes ketika hati
ini sedang bimbang akan hidup, tidak pernah menyalahkan seorang ibu dalam hal
ini, kondisi yang sudah membentuk posisi ini, tetapi aku pula tidak mau disalahkan
tentang ketidak pahaman aku sebagai anak dalam kondisi ini.
Setelah lulus
SMA sahabat sahabat lamaku berkesempatan untuk melanjutkan sekolah kejenjang
yang lebih tinggi, tidak untuk aku yang belum beruntung mendapatkan kesempatan
ini, sedih terasa, rapuh rasanya, mencoba pahami kondisi ini dengan baik
mengalah untuk tidak ego dengan keinginanku, aku lepas semua yang aku mau yang
terbayangkan sebelumnya, dan mencari pekerjaan adalah langkah awal yanga ada
dalam pikirkanku.
Stasiun radio lokal yang ada di kabupaten sukabumi menjadi
pilihan utama, mencari ilmu di universitas kehidupan, mencari pengalaman,
disini hal baru orang baru hidup baru dimulai, sangat banyak manfaat yang aku
rasakan saat ini walau isi kantongku selalu tidak cukup walupun untuk itu untuk
diri sendiri, selama 3 tahun aku bertahan untuk pekerjaan ini, memang cukup
lama dan tidak merubah perekonomianku kearah lebih baik.
Senang terasa
ketika tangan ini mendapatkan hasil keringatku sendiri, setelah 5 bulan bekerja
menjadi seorang penyiar radio dengan perjalanan yang tidak mudah, waktu itu jam
siaranku selalu jatuh pada pukul 22.00-24.00, perjanjianpun diucapkan aku tidak
akan meminta uang kepada kedua orang tua angkatku untuk bekerja, alhasil setiap
malam kaki ini harus melangkah denag lelah dan berkeringat, untuk mengisi acara
radio aku harus berjalan kaki dari rumah selama 2 jam dari jam 20.00 malam
untuk jam siaran pukul 22.00 menuju radio, dan hal sama pun selalu dilakukan saat
aktipitas siaranku selesai, kembali langkah kaki ini berjalan menelusuri jalan
dan menembus kegelapan malam menuju rumah, pukul 02.00 pagi atau pukul 03.00 barulah
kaki ini bisa beristirahat dengan baik.
Hal ini 5
bulan terus berjalan seperti ini, membuahkan hasil dari hasil keringat aku
sendiri, harusnya sangat bahagia terasa, tapi bibir ini hanya bisa tersenyum
kecil mata ini hanya bisa mengeluarkan air mata tertetes di atas pipi dan
menghela napas panjang, setelah jari jariku membuaka amplop yang aku dapat
selama aku berkerja hanya sebesar Rp. 37.000,00, alhamdllah untuk ini aku
bersyukur mengucapkan kata syukur dan berdoa, “ ya allah terimakasih untuk
semua ini, suatu saat nanti penghasilanku untuk 37.000,00 akan nenjadi
37.000.000.00 perbulan amin dan itu disaksikan temanku sendiri yang selalu
menemani aku saat aku siaran dan melangkahkan kaki untuk berjalan, Amay
namanya.
Langganan:
Postingan (Atom)